PHYSTON (PHYSICS TALKSHOW ONLINE) 1 2021

“Optmalisasi Pengelolaan Sampah Dan Daya Resap Tanah Untuk Indonesia Bebas Banjir”

Tahun 2021 bukanlah tahun pertama kali indonesia mengalami krisis akibat dari suatu bencana. Selain adanya wabah COVID-19 yang masih menjadi masalah di negara ini, bencana kebumian pun ikut dirasakan masyarakat salah satunya yaitu banjir. Bicara mengenai banjir pasti sangat berhubungan erat dengan sampah dan kemampuan daya resap tanah di suatu daerah. Mirisnya negara kita Indonesia menempati peringkat kedua penghasil sampah plastik terbanyak setelah China. Dengan itu kegiatan ini dilaksanakan guna memberikan edukasi mengenai optimalisasi daya dari penyerapan tanah dan pengelolaan sampah yang baik juga diharapkan dapat memberikan manfaat dan solusi dari bencana banjir yang terjadi di Indonesia.

Physton 1 dilaksanakan bertepatan di ujung minggu pada Sabtu, 22 Mei 2021 melalui zoom meeting. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB, diawali dengan pembukaan yang dibawakan oleh moderator acara, dilanjut dengan menyanyikan lagu kebangsaan serta Mars UNESA. Tak lupa sambutan acara dari Pak Abu selaku pembina kemahasiswaan, Bu Mita sebagai wakil dari Kepala Jurusan yang berhalangan hadir dan Hanan Zaki selaku ketua pelaksana acara Physton 1 ini.

Acara berlanjut pada sesi materi Optimalisasi Pengelolaan Sampah Untuk Indonesia Bebas Banjir yang disampaikan oleh narasumber 1 yakni Rahmat Hidayat, ST.,M.ling. Pak Rahmat sendiri menyelesaikan studi S1 nya di ITN malang lalu berlanjut S2 di Universitas Brawijaya Malang. Melihat perjalanan pendidikannya sudah pasti sangat banyak ilmu dan pengalaman yang dimiliki beliau, diacara physton 1 ini pak Rahmat membagikan ilmunya tentang beberapa cara untuk mengoptimalisasi pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan banjir. Sangat menarik bukan? Pak Rahmat menyampaikan beberapa permasalahan sampah yang ada di kota Malang. Yang pertama masih banyak masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan lalu lahan TPA yang terbatas sehingga terjadi penumpukan sampah akibatnya mau tidak mau masyarakat harus mengurangi jumlah sampah setiap harinya. TPA yang tersisa dikota malang hanya satu yaitu TPA Siputurang yang mana kondisinya juga sudah semakin kritis atau habis lahannya

Pak Rahmat juga menyampaikan sebuah fakta tentang Indonesia yang masih mengimpor sampah untuk bahan baku suatu produk padahal negaranya sendiri ialah penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena bentuk sampah di Indonesia masih banyak yang campur aduk dan tidak dipilah terlebih dahulu sedangkan proses pemilahan sampah membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk memilah sampah menjadikannya waste energy biaya yang dibutuhkan per ton sampah ialah 250-500 ribu rupiah. Bisa dibayangkan berapa biaya yang digunakan untuk mengolah berton-ton sampah yang dihasilkan setiap harinya di Indonesia? Untuk di TPA Malang saja butuh biaya 19 Milyar/tahun hanya untuk memilah sampah. Dengan pertimbangan ini negara kita lebih memilih membeli sampah luar negeri yang sudah terpilah dari pada harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk memilah sampah di negaranya sendiri.

Pada akhirnya sampah sampah itu berdampak pada lingkungan, yang paling banyak yakni pada dampak kesehatan melalui pencermaran yang ditimbulkan sampah mulai dari pencemaran tanah, air serta udara. Tak disangka ternyata asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah 20 kali lebih berbahaya dari pada asap kendaraan bermotor karena pada asap pembakaran sampah menghasilkan dioxin yang mengandung karsinogenik yang dapat memicu kanker. Tidak Hanya itu sampah juga dapat menimbulkan bencana banjir ketika sampah menghalangi jalannya aliran air sehingga air tidak bisa mengalir dengan baik akibatnya air meluap ke pemukiman.

Lalu bagaimana penanganan sampah agar berkurang? pak Rahmat sudah merealisasikan di kota Malang dengan 3 solusi yakni Bank sampah Malang, Lomba kampung bersinar (bersih, sehat, indah, asri dan rapi dan TPS 3R berbasis masyarakat. Melalui 3 solusi ini masyarakat menjadi lebih bijak dalam mengelola sampah dan membebaskan lingkungan dari perncemaran. Pak Rahmat berpesan “Jika tidak bisa mengolah sampah, setidaknya buanglah sampah pada tempatnya”. Dari pemaparan materi ini bisa memberikan ide terbaik untuk Jurusan Fisika maupun FMIPA untuk meminimalisir penggunaan sampah plastic/barang–barang yang sekali pakai dengan peralatan yang bisa digunakan berulangkali, membuat ecobrick (kursi-kursi,gazebo, meja,dll) dari botol plastic yang berisi sampah anorganik hingga padat.  

Sesi materi dilanjutkan oleh narasumber kedua yakni Annisa Dewitasari seorang mahasiswi Universitas Negeri Surabaya yang sedang menempuh studi S1 dan telah meraih gelar Duta lingkungan kabupaten lamongan pada tahun 2018 serta menjadi putri UNESA 2020 sekaligus Putri FMIPA 2020. Materi yang akan disampaikan oleh kak Annisa ialah “Optimalisasi Daya Resap Tanah”, disini kak Annisa akan menyampaikan ilmunya tentang cara mengoptimalkan daya resap tanah agar air yang ada di muka bumi tidak meluap ke daratan atau biasa disebut banjir. Kak Annisa menyebutkan bahwa penyebab banjir tidak hanya tentang sampah namun juga tentang bagaimana daya resap tanah di suatu daerah tersebut atau bisa juga disebabkan karena bencana hidrometeorologis.

Perubahan Iklim yang semakin tidak menentu membuat masyarakat tidak bisa memprediksi datangnya air, ditahun 2021 sudah tercatat 148 kasus banjir di Indonesia. Hal ini menjadi sebuah pendorong untuk melakukan pengoptimalisasian daya resap tanah agar masyarakat mampu meminimalisir bencana yang datangnya tidak terduga. Terdapat dua indicator daya resap tanah,yaitu tekstur tanah dan struktur tanah. Contohnya tanah gambut, tanah gambut berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah mati, strukturnya berongga atau bisa disebut gabus. Tanah ini mampu menyimpan gas CO2, jika tanah gambut tidak dioptimalkan gas CO2 akan keluar dan terkena paparan iklim panas yang mengakibatkan kebakaran. Padahal tanah gambut jika dioptimalkan daya resap air nya 13 kali lebih banyak dari pada tanah biasa.

Solusi yang ditawarkan kak Annisa untuk mengoptimalisasi daya resap tanah ialah dengan  Program rehabilitasi hutan dan lingkungan yang diselenggarakan oleh BLH ini bermanfaat untuk mensejahterakan masyarakat dan memperbaiki lingkungan. Kegiatan LGC dilaksanakan sebagai bukti kegiatan implemantasi kepedulian lingkungan, pengelolaan bank sampah,dari pemerintah lamongan untuk masyarakat lamongan. Kegiatan yang memiliki pengaruh penting dalam optimalisasi daya resap tanah adalah daerah aliran sungai,rain  water harvesting,water sensitiv eurban design, Sumur resapan buatan:sigmatank. Sangat solutif sekali ya!

Lanjut dengan tanya jawab oleh para peserta dengan narasumber 1 dan 2, disini pertanyaannya dibatasi hanya 3 pertanyaan untuk masing masing narasumber dan cara bertanya bisa mengunakan fitur raise hand dan menyampaikan pertanyaannya secara lisan. Setelah tanya jawab acara dilanjutkan dengan penutupan dari MC dan moderator tak lupa untuk mendokumentasikan kegiatan physton 1 ini dengan berselfie bersama melalui zoom meeting dengan menyalakan kamera masing masing.

Setelah penutupan ada satu sesi yang ditunggu tunggu yakni quiz berhadiah. Quiz dibacakan oleh MC lalu 8 peserta tercepat yang menekan raise hand diberikan kesempatan untuk menyampaikan jawabannya secara lisan, namun kak Annisa hanya memilih 3 penjawab terbaik yang akan diberi hadiah. Pertanyaan dari quiznya yakni “Mengapa pengoptimalan dalam pengelolaan sampah dan daya resap tanah sangat penting untuk mencegah banjir?”. Ada 3 penjawab terbaik yang diberikan hadiah yakni atas nama Nur Mutia, Penbi Opmel dan Endang Titik. Seru sekali melihat antusias peserta dalam memberikan jawabannya yang beragam. Setelah sesi quiz berakhir acara ditutup dengan doa pada pukul 12.20 WIB. Peserta diizinkan meninggalkan zoom meeting dan dilanjut evaluasi oleh para panitia. Begitulah keseruan dari serangkaian kegiatan physton 1, jika para peserta memiliki antusias yang tinggi terhadap acara ini maka akan diadakan physton yang kedua. So stay tune!

Tags:

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *